Select Menu

Slider

Wisata Lampung

Cute

My Place

Artikel Slider

Racing

Videos



Kalianda adalah Ibukota Kabupaten Lampung Selatan dan juga nama salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Indonesia, Terletak di kaki Gunung Rajabasa, dan juga terletak di tepi pantai di  teluk Lampung. Ada banyak destinasi wisata di Kalianda, diantaranya air panas Way Belerang, Pantai Guci, Pantai Wartawan, Pantai Kahai, Way Muli, Pulau Sebuku, Sebesi dan Gunung Anak Krakatau.
Wisatawan dapat mencapai Kalianda dan sekitarnya melalui jalur darat  baik dari Bandar Lampung atau Pelabuhan Bakauheni. Lama temputh dari Bakuheni sekitar 30 menit sedangkan dari Bandar Lampung sekitar 1 jam. Berikut adalah hal yang dapat anda nikmati di Pulau Sebesi dan sekitarnya :
  • Mandi air belerang yang konon katanya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit
  •  Wisata Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Radin Inten II
  •  Singgah di beberapa pantai di lingkar pesisir Gunung Rajabasa
  •  Menyewa Kapal Motor  dan melihat keajaiban Gunung Anak Krakatau
  •  Snorkeling / Diving di sekitar Pulau Sebesi, Sebuku bahkan Krakatau
  •  Berburu babi hutan di Pulau Sebesi
  •  Memancing di sekitar Pulau Sebesi, Pualu Sebuku, Pulau Setiga 
  • Bersepeda motor  menuju Gubuk Seng ( Menara Pandang ke arah Krakatau)
  •  Melihat  dari dekat kehidupan sehari hari masyarakat pesisir. (pembuatan gula merah kelapa dll)

Pemandian Air Panas Way Belerang merupakan pemandian alam yang bersumber dari air belerang yang keluar dari kaki Gunung Rajabasa. Terletak 1 Km dari kota Kalianda, pemandian ini berdiri di lahan seluas 3 hektar. Akomodasi yang cukup representative terletak tidak jauh dari sumber air panas.


Kalianda juga merupakan kota dimana kita dapat berziarah ke makam Radin Inten II Gelar Kesuma Ratu (1834-1856) masih merupakan keturunan Fatahilah dari perkawinannya dengan Putri Sinar Alam dari Keratuan Pugung dan dikenal sebagai pemimpin yang gigih menentang penjajahan Belanda. Gunung Rajabasa yang syarat dengan bekas peninggalan benteng dan kubu pertahanan perang adalah saksi bisu kepahlawanan Radin Inten II. Makam Radin Inten II terletak di Desa Gedung Harta,  dikenal dengan nama Benteng Cempaka lebih kurang 18 kilometer dari kota Kalianda.


Dari Kalianda destinasi selanjutnya dapat  menuju ke Dermaga  Canti. Sebelum sampai di Dermaga Canti dapat singgah di beberapa pantai diantaranya Pantai Guci, Canti Indah, Wartawan, Way Muli, Banding Resort dan Kahai Resort. Pantai tersebut terletak di sepanjang jalan lingkar Gunung Rajabasa. Dermaga Canti  ini terletak 12 kilometer dari Kalianda merupakan dermaga umum sekaligus wisata untuk menuju Pulau Sebuku, Sebesi dan Krakatau.


Setelah dari Pantai Canti kita menuju kearah Pulau Sebesi. Pulau Sebesi adalah tempat yang cocok untuk mengamati aktifitas gunung Anak Krakatau. Pulau Sebesi dengan luas 1600 Ha adalah Pulau yang terdekat dangan anak Krakatau. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat Wisata buru, dengan fasilitas yang telah tersedia ; Pesanggrahan dan cottage.


Pulau Sebuku terletak diantara Pulau Sebesi dan Canti. Sebuku Lunik dengan pantai yang bersih dan landai sangat cocok untuk berenang atau sekedar santai menikmati panorama laut. Transportasi menuju Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku menggunakan kapal motor reguler dari Dermaga Canti dengan waktu tempuh 1,5 jam.


Sampai di Pantai Canti kita kearah Kepulauan Krakatau yang mempunyai daya tarik yang unik, baik bagi Wisatawan Nusantara maupun  Mancanegara, khususnya bagi peneliti, karena Pulau ini merupakan laboraturium alam bagi berbagai disiplin ilmu (Geologi, Konservasi, Biologi dan Vulkanologi). Disamping itu, aktifitas Anak Krakatau, sunset pada sore hari merupakan panorama alam yang sangat menarik untuk disaksikan. Gunung Anak Krakatau muncul dari permukaan laut pada tahun 1927 dan sampai saat ini ketinggian Anak Krakatau telah mencapai lebih kurang 400 meter.

Sumber :http://www.pariwisatalampung.com/



-

Seruit adalah makanan khas provinsi Lampung, Indonesia, yaitu masakan ikan yang digoreng atau dibakar dicampur sambel terasi, tempoyak (olahan durian) atau mangga. Jenis ikan adalah besarnya ikan sungai seperti belide, baung, layis dll, ditambah lalapan. Sedangkan minumannya adalah serbat, terbuat dari jus buah mangga kwini. Di toko-toko makanan dan oleh-oleh, juga terdapat makanan khas yaitu sambel Lampung, lempok (dodol), keripik pisang, kerupuk kemplang, manisan dll.

Seperti masyarakat di banyak daerah di Indonesia, masyarakat Lampung adalah masyarakat yang gemar berkumpul dan bersilaturahmi, baik antar keluarga maupun antartetangga. Mereka berkumpul di acara pernikahan, acara adat, atau acara keagamaan.

Secara kultural, Lampung memiliki dua masyarakat adat, yakni Lampung Sai Batin dan Lampung Pepadun. Keduanya sama-sama memiliki kebiasaan berkumpul. Saat berkumpul, diperlukan makanan yang bisa dinikmati bersama-sama. Makanan tersebut adalah seruit. Namun, kebiasaan makan seruit tidak memliki oleh semua masyarakat adat. Hanya seruit secara turun termurun. Bagi Lampung Pepadun, seruit adalah makanan pokok.

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk membuat seruit. Prosesnya, ikan yang sudah disediakan terlebih dahulu dibumbui dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Bumbunya berupa bawang putih, garam, kunyit, dan jahe. Setelah itu, ikan pun dibakar selama sepuluh menit. Saat sudah setengah matang, ikan diolesi dengan kecap manis dan campuran bumbu dari bawang putih, garam, dan ketumbar. Sementara, sambal untuk campuran seruit adalah cabai merah, cabai kecil, garam, micin, rampai, dan terasi baker. Bahan sambal ini lalu ditumbuk hingga halus.

Untuk menikmatinya, seruit harus ditambahkan dengan tempoyak, yakni durian yang sudah diawetkan dan dihaluskan. Tak ketinggalan untuk menambahkan beberapa jenis lalapan, seperti daun kemangi timur, terong baker, jengkol, dan daun jambu monyet. Bahan tambahan ini kemudian dicampurkan dan diaduk menjadi satu.

Setelah itu, seruit pun siap dinikmati dengan nasi hangat. Di Lampung, salah satu rumah makan yang menyediakan menu seruit adalah Rumah Makan Rusdi Gendut. Rumah makan ini terletak di Jalan Pangeran Tirtayasa Sukabumi, Bandar Lampung. Lokasinya cukup strategis karena terletak di pinggir jalan utama. Rumah makan milik Rusdi ini adalah rumah makan yang menjual makanan khas Lampung. Ia berdiri pada Januari 2010. Sedari awal, bisnis pria kelahiran 1959 ini memang makanan. Hanya saja, sebelum ini, ia tidak menjual menu khas Lampung.

Karena di Lampung sangat jarang rumah makan yang menjual makanan khas Lampung, ia pun berusaha untuk memulainya. Ia ingin melestarikan tradisi makan seruit. Dan pada saat yang sama, hatinya tergerak melihat betapa maraknya makanan khas Padang, makanan khas Palembang, atau makanan khas Sunda.

Sumber : Wikipedia

Wisata Teluk Kiluan Lampung berlokasi di Desa Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Di Teluk Kiluan pemandangan lumba-lumba yang berparade itu dilatari langit biru dan air laut jernih, serta tentunya hamparan pasir putih bersih di bibir pantainya.

Teluk ini merupakan jalur migrasi dua jenis lumba-lumba, yaitu lumba-lumba mulut botol (Tursiops truncatus) dan lumba-lumba paruh panjang (Stenella longirostris). Jumlah hewan menakjubkan tersebut yang melintas di teluk ini diperkirakan mencapai ribuan. Konon, jumlah lumba-lumba yang melintasi Teluk Kiluan adalah jumlah terbesar di dunia.

Teluk Kiluan dapat dikatakan sebagai destinasi wisata baru di Lampung bagian selatan. Berjarak sekira 80 km dari Kota Bandar Lampung, teluk yang indah dan tenang tersebut tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga mancanegara. Padahal, sepuluh tahun yang lalu, Teluk Kiluan belum dikenal oleh masyarakat luas. Namanya pun bahkan mungkin asing bagi penduduk Lampung sendiri.

Beberapa wisatawan menyebutkan bahwa atraksi lumba-lumba di Teluk Kiluan lebih eksotis dibandingkan dengan atraksi lumba-lumba di Pantai Lovina, Bali dimana hanya terdapat satu jenis saja lumba-lumba yang melintas di sana. Atraksi lumba-lumba di teluk ini hampir dapat disaksikan setiap hari, tentunya dengan mengingat faktor cuaca. Tak perlu susah mencari lumba-lumba, sebab lumba-lumba ini biasanya akan mendekati perahu seolah ingin unjuk kebolehan dan menyambut kedatangan tamu dengan bersahabat.

Hanya butuh waktu sekira 20 menit dari pesisir pantai untuk berperahu ke Laut Kiluan demi menyaksikan atraksi lumba-lumba. Perahu sewaan yang biasa digunakan adalah jenis perahu ketinting yang biasa disebut jukung oleh masyarakat lokal. Perahu bercadik berukuran kecil ini hanya boleh ditumpangi maksimal 3 orang ditambah 1 orang pemandu yang juga merangkap sebagai tukang perahu.

Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/892/teluk-kiluan
- -

Kami menawarkan kepada anda-anda yang mempunyai hobby mancing untuk datang dan mencoba memancing di daerah kami, adapun ikan yang ada di daerah kami, Giant Trevally, kakap merah, kakap putih, manyung, tenggiri, kiter, kerapu, pari, ikan karang/tambak, simba dll.

Spot-spot memancing:
1. Setiga
2. Sailan / Hanitu
3. Batu Mandi
4. Pulau Sepak
5. Sebuku Kecil & Sebuku Besar



Untuk informasi (gratis) bisa menghubungi atau mendatangi kami di:

KOBANET

Jl. Raden Intan No. 242 RT/RW 02/01 LK. 06 Kota Baru Kelurahan Wayurang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan (Depan Bank BRI Kota Baru)

Telp. 0727 322 476 
CP : 081 369 077 594 / 085 658 822 083